Jumat, 05 November 2010

STERILISASI


TBS yang tertimbun di loading ramp kemudian dicurahkan ke dalam lorry. Dengan mekanisme bollard, capstand, dan transfer carry, lorry dapat dipindah-pindah dari satu jalur rail track ke jalur lainnya. Lorry merupakan wadah untuk TBS agar mudah dipindah-pindahkan. Lorry yang telah bermuatan TBS kemudian ditransfer ke dalam sterilizer untuk proses sterilisasi buah.
Proses sterilisasi merupakan peroses penting dalam operasioal PKS. Proses ini merupakan kunci yang menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Bahkan, proses ini sering dijadikan kambing hitam (disamping kambing hitam yang lain), kenapa OER turun (padahal kita sudah sepakat kalau pabrik bukan pernghasil minyak!).
Lalu, apa arti penting proses sterilisasi? Ini dia :
1.      Melunakkan berondolan agar mudah lepas dari janjangan (menentukan keberhasilan proses pemipilan)
2.      Mengeluarkan air dari berondolan untuk mempermudah proses ekstraksi (menentukan keberhasilan proses pengadukan dan pengempaan)
3.      Melunakkan mesocarp agar lebih mudah diaduk (menentukan keberhasilan proses pengadukan)
4.      Mengurangi air dari biji untuk mempermudah lepasnya kernel dan cangkang (menentukan keberhasilan proses pengutipan kernel)
5.      Mengehentikan kenaikan asam lemak bebas (menutupi kesalahan penyedia buah)
Untuk melakukan semua tujuan itu, diperlukan panas yang cukup. Sebenarnya aktivitas enzim yang menaikkan kadar ALB akan berhenti pada temperatur sekitan 60 deg C, tapi untuk tujuan yang lain diperlukan panas yang lebih tinggi. Untuk proses sterilisasi ini energi panas diambil dari steam buangan turbin uap yang ditampung dalam BPV. Steam dialirkan melalui pipa ke dalam tabung sterilizer yang telah berisi lorry-lorry bermuatan TBS. Dan setelah pintu sterilizer ditutup, proses sterilisasipun mulai berlangsung, dengan tahapan sebagai berikut.
·         Deaerasi. Proses ini bertujuan untuk membuang udara yang terperangkap di dalam tabung sterilizer. Udara merupakan penghantar panas yang buruk, sehingga akan menghambat laju perpindahan panas ke buah. Dalam proses deaerasi steam masuk dari inlet valve, exhaust valve tertutup, dan condensate valve terbuka sebagai laluan udara keluar. Waktu yang diperlukan untuk deaerasi berkisar 5 menit.
·         Puncak pertama. Setelah deaerasi, exhaust valve dan condensate valve ditutup dan steam terus diinjeksikan melalui inlet valve. Proses injeksi steam ini berlangsung sekitar 17 menit dan tekanan dalam tabung akan naik sampai 2,5 bar. Ini merupakan proses pemanasan awal. Setelah itu, tekanan kemudian diturunkan tiba-tiba dengan membuka exhaust valve dan condensate valve, sementara inlet valve tertutup. Steam yang berubah menjadi kondensat dan air yang terkadung dalam buah akan keluar dengan perlakuan ini.
·         Puncak kedua. Tahapan ini sama dengan tahapan sebelumnya, tetapi tekanan dalam tabung perlu dinaikkan sampai 2,8 bar dengan waktu yang disesuaikan. Pada akhir puncak kedua ini juga tekanan diturunkan tiba-tiba (efek kejut akan mempermudah lepasnya kernel dari cangkanggnya)
·         Puncak ketiga. Puncak ke tiga adalah proses sterilisasi. Pada proses ini tekanan dalam tabung mencapai 3 bar dan tekanan itu perlu ditahan sekitar 70 menit. Temperatur dalam tabung dapat mencapai 140 deg C. Steam sebagian akan berubah menjadi kondensat dan perlu dibuang melalui condensate valve di sela-sela puncak ke tiga ini. Air yang terkandung dalam buah juga akan dipaksa keluar dan juga perlu di buang melalui valve yang sama. Setelah waktunya tercapai, inlet valve ditutup sementara exhaust dan condensate valve dibuka, tekanan diturunkan lagi sampai 0 bar. Dengan demikian proses sterilisasi selesai. Buah yang keluar dari sterilizer dikatakan buah steril dan siap untuk diperoses di tahapan selanjutnya.
Proses sterilisasi yang demikian dikenal dengan istilah tripple peak operation. Banyak engineer-engineer di PKS menerapkan hal lain misalnya double peak, 4 peak, bahkan 5 peak, tergantung pemahaman dan penilaiannya terhadap kondisi buah. Ini bukanlah standar, hanya sekedar acuan.
Dalam perkembangan selanjutnya, sterilizer konvensional (dalam bentuk vessel) banyak mengalami modifikasi seperti buka tutup pintu menggunakan hidrolik, tabung vertikal, dll. Bahkan belakangan dirilis continous sterilizer yang tidak memerlukan operasional seperti sterilizer konvensional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih atas komentar dan saran yang telah anda berikan...