Kamis, 11 November 2010

STANDARD KEMATANGAN BUAH SAWIT

Buah sawit yang telah dipanen oleh pihak Estate dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menggunakan truk. Buah sawit yang sampai di PKS akan disortasi dengan kriteria kematangan buah. Adapun contoh kriteria kematangan yaitu:
  1. Buah immature :
Buah immature digolongkan sebagai buah yang masih hitam dan keras.  Buah immature ditandai dengan tidak adanya berondolan yang lepas dan mengandung sangat sedikit minyak. 
  1. Buah mentah (unripe bunch) :
Buah mentah adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas. {Tergantung peraturan dari pihak PKS, pabrik biasa nya yang menentukan kriteria buah yang masak, ada yang mengatakan, 10 biji berondolan yang telah terlepas (terjatuh dari TBS) itu bisa dikatakan “buah siap panen/buah masak”}
  1. Buah mengkal (underripe bunch) :
Buah mengkal dengan kurang dari 25 berondolan yang lepas. {tergantung peraturan dari pihak PKS}
  1. Buah masak (normal ripe) :
Buah masak dengan lebih dari 25 berondolan yang lepas dari janjangan. {tergantung peraturan dari pihak PKS}
  1. Buah lewat masak (over ripe) :
Buah yang lewat masak dengan berondolan lepas lebih dari 50% tetapi masih tertinggal 10%. {hampir seperti janjang kosong yang masih ada buah sawit nya, namun hanya sedikit, tidak seperti TBS yang baru di panen}.
  1. Buah busuk (rotten bunch) : 
Buah busuk dengan sebagian  janjangan atau seluruhnya telah lembek/ menghitam warnanya, busuk dan atau berjamur. Buah lewat masak dan buah busuk (termasuk juga berondolan) mempengaruhi kualitas minyak, juga berakibat kehilangan minyak dalam pemrosesan TBS/buah sawit tadi. Kadar ALB  minyak  akan naik dan nilai Bleachability minyak akan turun karena buah lewat masak dan buah  busuk berisi berondolan  memar dan teroksidasi.
  1. Janjangan kosong (empty bunch) :
Janjangan kosong dengan lebih dari 90% berondolan yang lepas.
  1. Tangkai janjangan (long stalk) :
Tangkai janjangan yang panjangnya lebih dari 2.5 cm adalah Janjangan Panjang {tergantung peraturan dari pihak PKS}. Tangkai janjangan tidak mengandung minyak. Tangkai ini hanya menambah berat pada waktu penimbangan buah sawit tetapi menyerap minyak pada saat proses sterilisasi  dan threshing. Tangkai ini sangat tidak diharapkan dan panjang dari tangkai harus sependek mungkin.  Suatu praktek yang baik adalah dengan memotong tangkai dan membuat bentuk V  pada ujung bawah tangkai. 


Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat
dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup
berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan
buah ke pabrik. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan
buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan
diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini.
Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas
(FFA) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan
dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung
asam lemak bebas dalam prosentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika
pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar asam
lemak bebas rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS
yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen,
termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS.
Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika
tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3.

Faksi
Jumlah Brondongan
Tingkat Kematangan
00
Tidak ada, buah berwarna hitam
Sangat mentah
0
1 - 12,5% buah luar membrondol
Mentah
1
12,5 - 25% buah luar membrondol
Kurang matang
2
25 - 50% buah luar membrondol
Matang I
3
50 - 75% buah luar membrondol
Matang ll
4
75 - 100% buah luar membrondol
Lewat matang I
5
Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk
Lewat matang ll

Secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan
terkumpulnya brondolan, serta pengangkutan yang lancal maka dalam suatu
pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan sebagai berikut.
• Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat tandan seluruhnya.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan.
• Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah
tandan.
Semenjak terjadinya penyerbukan buah kelapa sawit mengalami
perkembangan sampai akhirnya masak panen. Berikut beberapa tahapan
perkembangan buah kelapa sawit
  • A N T H E S I S
Anthesis berumur 10 hari setelah seludang (pembungkus brondolan) terbuka, daging buah belum ada,cangkang belum ada, inti belum ada, embrio belum terbentuk.
  • P U T I K
Putik berumur 1 bulan setelah seludang terbuka , keadaan tandan ada Buah
kecil terbentuk pada tandan, daging buah Putik Kehijauan lunak dan berair;
cangkang putih dan lembut; inti berupa cairan; Embrio belum terlihat.
  • C E N G K I R
Cengkir berumur 2 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan muda;
daging buah putih kehijauan; cangkang putih agak keras; inti seperti agaragar;
embrio belum terlihat
  • D E G A N
Degan berumur 3 bulan setelah seludang terbuka; keadaan tandan sebagai
tandan muda; daging buah kuning kehijauan; cangkang coklat muda keras;
inti mulai mengeras; embrio berupa titik putih

4 komentar:

terimakasih atas komentar dan saran yang telah anda berikan...